Kamis, 17 Mei 2018

Majas Ironi dan Sinekdoki dalam cerita pendek A Civil Peace Karya Chinua Achebe


Majas Ironi dan Sinekdoki dalam cerita pendek A Civil Peace Karya Chinua Achebe
A.    Pembahasan Materi
Gaya bahasa atau majas adalah suatu kata-kata yang memiliki makna-makna atau berusaha untuk menjelaskan apa maksud dari kata tersebut. Suatu gaya bahasa akan mempengaruhi pembaca utnuk mengetahui makna atau ingin membandingkan suatu kalimat yang bisa jadi memiliki arti lain. hal ini juga didukung oleh pendapat Dale (Henry Guntur, 2009:4) gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan mmeperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Gaya bahasa memiliki beberapa macam, seperti :
a.       Gaya bahasa perumpamaan
Gaya bahasa perumpamaan berarti membandingkan suatu hal dengan hal lain dengan bermaksud untuk memahami makna dari kata tersebut. Dalam hal ini, menurut (2009:7), ada 10 gaya bahasa ini , yaitu :
1)      Perumpamaan (simile)
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama (2009:8). Maka dari itu, perumpamaan itu sama halnya dengan persamaan.
2)      Metafora (bak, ibarat)
3)      Personifikasi (benda-benda mati menjadi hidup)
Kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berfikir, dan sebagainya seperti manusia (Rachmat Djoko Pramono, 2012:75). Jadi, dalam gaya bahasa ini, kita merasa tulisan itu menggambarkan bahwa benda-benda mati yang sebenarnya tak Nampak hidup, tetapi jika kita membuat kita membayangkan hal tak hidup menjadi hidup.
4)      Depersonifikasi
Gaya bahasa yang melekatkan sifat benda pada manusia atau insan.
5)      Alegori
Cerita yang dikisahkan dengan lambang-lambang ; merupakan metafora yang meluas.
6)      Antithesis
Gaya bahasa yang mengadakan perbandingan antara dua  antonym.
7)      Tautology dan Pleonasme
Pemakaian kata yang berlebihan dan bila kata yang berlebihan itu dilangkan artinya tetap utuh.
8)      Perfrasis
Hampir sama dengan pleonasme, dan kata yang berlebihan itu dapat diganti dengan satu kata saja.
9)      Proplesis atau antisipasi
Gaya yang berwujud mempergunakan lebih dahulu satu atau beberapa katasebelum gagasan atau peristiwa sebenarnya terjadi.

b.      Gaya bahasa pertentangan
Gaya bahasa pertentangan ini menentang suatu kalimat yang sesungguhnya atau dalam arti mengadung makna yang lebih. Gaya bahasa ini mempunyai 20 tipe gaya bahasa, (menurut Henry G, 2009:53) seperti :
1)      Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bhasa yang berarti ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya,  ukurannya, atau sifatnya.
2)      Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, misalnya untuk merendahkan  diri.
3)      Ironi adalah gaya bahsa yang menyatakan makna yang bertentangan maksud mengolok-olok.
4)      Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan menggunkan kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama.
5)      Paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi bermakna lain.
6)      Paralipsis adalah gaya bahasa yang merupakan suatu formula yang dipergunakan sebgaia sarana untuk menerangkan bahwa seseoranag tidak mengatakan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.
7)      Zeugma adalah gaya bahasa yang menggunakna gabungan gramatikal dua buah kata yang mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan.
8)      Silepsis adalah gaya bahasa yang mengandung konstruksi gramatikal yang benar, tetapi secara semantic tidak benar.
9)      Satire adalah ungkapan yang mentertawakan atau menolak sesuatu.
10)  Innuendo adalah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
11)  Antifrasis , penggunaan sebuah kata debga makna kebalikannya.
12)  Paradox, mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
13)  Apostrof(perhilangan)
14)  Anastrof, gaya retoris yang diperoleh dari pembalikan susunan kata.
15)  Apofasis, sesuatu yang terlihat menegaskan sesuatu tetapi menyangkalnya.
16)  Hipalase, kebalikan dari suatu hubungan alamiah antara dua komponen gagasan.
17)  Sinisme , sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadpa keikhlasan dan ketulusan hati.
18)  Sarkasme, gaya bahasa yang mengolok-olok atau sindiran pedas dan menyakiti hati.
19)  Klimaks, gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang meningkat.
20)  Hysteron proteron, kebalikan dari sesuatu yang logis atau yang wajar.

c.       Gaya bahasa pertautan
Gaya bahasa pertautanmemiliki beberapa tipe, diantaranya :
1)      Metominia , gaya bahsa yang memakai nama ciri yang ditautkan dengan nama orang atau barang sebagai penggantinya.
2)      Sinekdok, gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
3)      Alusi ,menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh pengarang atau pembaca.
4)      Eufinisme, ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.
5)      Eponim, mengandung nama seseorang yang sering dihubungkan dengan sifat itu.
6)      Epitet, mengandung acuan yang mengatakan suatu sifat atau ciri khas dari seseorang atau suatu hal.
7)      Antonomasia, menggunkana gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti nama diri.
8)      Erotesis , pertanyaan yang dipergunakan dalam tulisan yang bertujua untuk mencapai efek yang lebih dalam.
9)      Parallelism , berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata.
10)  Ellipsis ,dilaksanakan dalam kalimat tersebut penanggalan atau penghilangan salah satu unsur penting.
11)  Gradasi , mengandung suatu rangkaian atau urutan paling sedikit tiga kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai suatu atau beberapa ciri-ciri semantic secara umum.
12)  Asidenton , berupa acuan padat dan mampat dimana beberapa kata, frase, dan klasa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.
13)  Polisidenton , kebalikan dari asidenton, dimana hal tersebut dihubungkan dengan kata sambung.

B.     Analisis unsur majas ironi dan sinekdoke dalam cerita pendek A Civil Peace karya Chinua Achebe

Sebelum menganalisis kalimat dalam cerpen tersebut, adakalanya akan dibahas mengenai cerita pendek tersebut.
A civil peace ini merupakan suatu karya yang dibuat oleh Chinua Achebe, salah seorang penulis asal Nigeria yang  menulis karya nya itu menggunakan bahasa Inggris. Cerita ini dibuat untuk membahas setelah perang Nigeria selama 4 tahun lamanya. Cerita ini di awali oleh Jonathan Igwebu yang selamat dari perang tersebut. Ia berusaha untuk kembali ke kehidupan normalnya dengan menjadi ojek sepeda lintas daerah. Setelah itu, ia pulang ke rumahnya, dimana saat itu istrinya Maria Igwebu dan keempat anaknya dahulu. Ia senang setelah ia  tiba, rumahnya yang sangat sederhana itu tidak mengalami kerusakan yang parah. Ia bersama istri dan ketiga anaknya (anak terakhirnya meninggal sata perang) berusaha untuk memperbaiki rumahnya dengan berjualan buah dengan istri tentara disana. Suatu hari, ada sekumpulan para perampok yang hendak mencuri harta benda mereka. Tetapi Jonathan bilang ia tak memiliki apa-apa, kecuali 20 pounds yang berada di egg-rasher nya yang ia temukan di suatu pertambangn tadi siang. Dan akhirnya ia memberikan uang tersebut kepada perampok dan pagi harinya mereka melakukan kegiatan seperti biasanya tanpa memikirkan masalah semalam.
Cerita ini memiliki majas ironi,yaitu merupakan sindiran atas cerita ini Ironi dapat dikatakan sebagai praktik kepura-puraan karena menyembunyikan makna sebenarnya.  Seperti dalam judulnya, A Civil Peace.
The title is ironic as well. It suggests event after the civil war. Different kinds of crimes, conflicts, tensions, fights, robbery ext exist in the society. Though the war is over, the normal order and complete peace is not established in the society
(http://www.bachelorandmaster.com/shortfiction/civilpeacecommentary.html#.Vm_7T176jDk )
Dalam judulnya pun sudah menandakan suatu ironi, Civil Peace, dalam dua kata ini mengandung arti :
-          Civil yang berarti suatu pemerintahan
-          Peace yang berarti kedamaian, yang dalam arti kedamaian setelah adanya suatu kejadian atau fenomena yang besar.
Dalam arti civil peace ini menyinggung suatu keadaan atau kondisi masyarakat setelah perang di Nigeria tersebut. Dijelaskan bahwa sang penulis, Chinua menggambarkan kondisi Nigeria yang hancur bangunannya, kondisi sosial masyarakat, dan lain-lain.
Selain itu, ada salah satu kutipan yang menyatakan ironi juga, seperti halnya berikut ini.
"No Civil War again. This time na Civil Peace. No be so?"
            Sindiran ini menyatakan bahwa masyarakat tidak menginginkan perang lagi, karena mungkin perang ini sudah menghancurkan seluruh kehidupan masyarakat dan banyak warga yang tak bisa selamat dari perang ini. Hal ini menjadi salah satu kata-kata yang membuat sang tokoh (pencuri) berfikir positif bahwa mereka tak akan mengalami hal tersebut, karena dengan kejadian tersebut mereka bisa jadi memaksakan kehendak untuk mencuri agar kehiduapn mereka lebih baik atau menghidupi kehiduapn mereka yang layak. Seperti salah satu arti artikel yang menyatakan bahwa :
The aftermath of the Nigerian Civil War is neither peaceful nor civil. The threat of violence lurks throughout, despite Jonathan's positive outlook: a man is robbed of his money outside a government building, and thieves roam residential neighborhoods robbing and potentially assaulting families. The barrier between Jonathan and the violence of the Civil War is thin, both literally and figuratively - the thief's knocking threatens to tear down the door, and Jonathan finds his family completely unprotected by society. In this way the 'Civil Peace' is not completely different from the Civil War. All of the story's questions about personal responsibility are framed by the danger implied in this ironic phrase.
Selain ironi, terdapat kalimat yang mengandung majas sinekdoke , atau menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri (Rachmat Djoko Pramono, 2012;78). Dalam cerita ini, terdapat kutipan kalimat yang mengandung arti sinekdok itu sendiri.
He had come out of the war with five inestimable blessings--his head, his wife Maria's head and the heads of three out of their four children. (line 3)
Kata-kata yang digaris bawahi tersebut mengandung makna lain yang sebenarnya itu merupakan suatu sinekdok. Kata-kata itu menunjukkan bahwa “head” dan “come out of the war” merupakan petunjuk bagi para pembaca bahwa hal-hal ini yang membuktikan bahwa itu bukti dari kejadian perang tersebut. Dan didukung dengan salah satu artikel yang menyatakan bahwa :
Another way Achebe evokes the horrors of the war is through his language. Saying that the Iwegbu family had “come out of the war” with their “heads,” Achebe employs a synecdoche which raises the specter of decapitation and other violence. The body is viewed as a collection of pieces, again implying a sense of dehumanization. This wording is repeated several times throughout "Civil Peace" to continually remind us of the war's violence and chaos.
Dalam hal ini, mereka juga menunjukkan bahwa kedua hal itu yang merupakan benda penting sebagai suatu benda keramat dari kejadian tersebut.

C.     Kesimpulan
Gaya bahasa atau majas adalah suatu kata-kata yang memiliki makna-makna atau berusaha untuk menjelaskan apa maksud dari kata tersebut. Gaya bahasa memiliki tiga macam, yaitu gaya bahsa perumpamaan, perbandingan, dan pertautan. Dalam gaya bahsa perumpamaan ada 9 macam , yang salah satunya metafora atau ibarat. Sedangkan gaya bahasa perbandingan diketahui ada 20 macam, yang salah satunya yaitu yang dibahas dalam cerpen ini , ironi adalah sindiran yang bermaksud mengolok-olok. Dan terakhir ada gaya bahsa pertautan yang memiliki 13 macam, salah satunya yaitu sinekdok, merupakan gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
Dalam majas ironi, di cerita pendek ini dibahas di judulnya Civil Peace yang berarti kedamaian setelah perang yang begitu dahsyat selama 4 tahun berturut-turut. Mungkin cerita ini menyindirkan keadaan Nigeria saat setelah perang tersebut.
Lalu sinekdok dalam cerpen ini head dan come out of the war merupakan suatu hal yang ditunjuk sebagai hal yang penting dalam perang tersebut.

Daftar Pustaka
Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogjakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
________. Civil Peace Quotes and Analysis. [online] http://www.gradesaver.com/civil-peace/study-guide/quotes. 15 Desember 2015.
________. Civil Peace by Chinua Achebe: Critical Commentary. [online] http://www.bachelorandmaster.com/shortfiction/civilpeace
commentary.html#.Vm_7T176jDk. 13 Desember 2015.
________. “Civil Peace” Summary and Analysis. [online] http://www.gradesaver.com/civil-peace/study-guide/summary-civil-peace .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar