Kamis, 17 Mei 2018

Analisis Taj Mahal karya John Shors


Analisis Taj Mahal karya John Shors
1.      Novel Taj Mahal Karya John Shors
a.       Sinopsis
Novel ini menceritakan tentang kehidupan intrik kerajaan, percintaan, perselingkuhan, perang saudara dan kegilaan tahta.
Jahanara adalah anak dari Shah Jahan dan Mumtaz Mahal ia memiliki seorang kakak laki-laki Dara. Jahanara menceritakan bagaimana  kehidupan dia selama ini, kebebasan dan kasih sayang keluarganya membuat ia sangat merasa bahagia, tidak memandang kasta, kelas dan gender dalam lingkungannya. Ayahnya sangatlah bijaksana tidak seperti kebanyakan ‘kepala keluarga’ pada zaman itu. Ibunya sangatlah penyayang dan bijaksana, kakaknya Dara-pun memiliki pribadi yang baik yang selalu menginginkan perdamaian antara umat hindu dan islam. Namun semua kebahagian Jahanara mulai lenyap ketika masa remajanya harus ilang akibat di paksa melakukan perkawinan politik dan  ibunya yang sedang hamil besar saat kerajaan di terpa peperangan, dengan besar cinta ibunya, iya memaksakan diri agar ikut bersama ayahnya ke medan perang, akibatnya ketika di tenda perang ibunya meninggal setelah melahirkan adik Jahanara Aungrazeb. 

Ayah Jahanara mengalami duka yang mendalam setelah di tinggal ibunya, urusan kerajaan menjadi terbengkalai. Akhirnya ayahnya menitahkan penciptaan istana pualam, istana yang megah yang pernah ada di muka bumi ini, yang dirancang berdasarkan citra surga dalam Al-Qur’an. Semua itu atas permintaan terakhir sang ibunda, Mumtaz Mahal kepada Shah Jahan ayahnya. Dan juga sebagai jejak terakhir raga istrinya. Dengan bantuan Isa, arsitek berdarah Persia, ditambah dua puluh dua ribu pekerja dan ratusan gajah, ia berhasil mewujudkan Lambang Keagungan Cinta yag diberinya nama: Taj Mahal. Selama sebelas tahun pembangunan Taj Mahal, Jahanara menemukan bahwa ia jatuh hati terhadap Isa, mereka menjalani hubungan terlarang di belakang suami Jahanara.

b.      Unsur intrinsik
1)      Tema : kehidupan intrik kerajaan, percintaan, perselingkuhan, perang
saudara dan kegilaan tahta.
2)      Latar belakang : India, Kerajaan Agra
3)      Waktu  :  sekitar Abad ke 16
4)      Suasana : Menyenangkan, menyedihkan, mengharukan, menegangkan.
5)      Alur : alur mundur.
6)      Sudut pandang : orang pertama , Jahara
7)      Gaya bahasa : menggunakan bahasa yang agak sulit di mengerti oleh pembaca biasa, banyak kalimat sastra.
8)      Penokohan :
-          Putri jahanara sebagai tokoh utama prontagonist
Putri Jahanara adalah seorang wanita yang kuat dan tangguh, ia juga sangat menyayangi orangtua, saudara, teman, suami dan anaknya.
-          Pangeran Aurangzeb/ Sultan Alamgir sebagai tokoh utama antagonist
Pangeran Aurangzeb / sultan Alamgir sebagai tokoh utama antagonis dan tangguh dalam peperangan. Bisa memukul mundur pasukan pemberontak, tapi sikapnya yang egois dan sikapnya kejam membuat dia tidak disukai. Selalu merasa iri kepada Dara dan Jahanara. Perasaan iri dan cemburu itulah yang membuetnya hidup dalam kebencian. Diamasih bisa menahan diri untuk tidak membunuh ayahnya sendiri. Tapi walaupun begitu dia membiarkan ayahnya tersiksa perlahan.
-          Sultan syah jahan sebagai tokoh utama prontagonist
Sultan Shah Jahan adalah seseorang yang bijaksana dan sangat menghargai wanita. Selalu berusaha untuk membuat keputusan yang dapat diterima oleh rakyatnya. Merupakan orang yang tidak mudah dipengaruhi. Memikirkan sesuatu dari baik ataupun buruknya. Sangat mencinta istrinya, dan juga keluarganya.
-          Permaisuri Arjumand / Mutaz mahal sebagai tokoh utama prontagonist
Digambarkan seperti wanita yang sangat cantik. Merupakan wanita yang tangguh dan kuat. Dicintai dan dihormati rakyatnya karena merupakan permaisuri yang murah hati.
-          Dara sebagai tokoh utama prontagonist
Selalu memandang hidup dengan tenang dan berfikir positif, sbar dalam menjalani kehidupan.
-          Ladli sebagai tokoh protagonis. Digambarkan sebagai gadis yang cantik dan mempesona. Merupakan orang yang ceria dan berani mengatakan yang dia rasakan. Sosok yang setiakawan.
-          Isa sebagai tokoh protagonis. Digambarkan sebagai seorang yang cerdas dan pandai dalam memahat batu dan membuat bangunan-bangunan yang indah.
-          Arjumand sebagai tokoh protagonis. Digambarkan sebagai seorang gadis yang cantik dan merupakan anak yang berbakti pada orang tuanya.
-          Khodamir sebagai tokoh antagonis. Tidak memiliki rasa welas kasih dan berusaha memanfaatkan situasi apaun demi kepentingan diri sendiri
-          Nizam sebagai tokoh protagonis. Digambarkan sebagai seorang yang pendiam dan menuruti apa yang diperintahkan oleh permaisuri ataupun Jahanara. Memiliki loyalitas yang tinggi.
-          Gulbadan dan Rurayya sebagai tokoh tirtagonis. Digambarkan sebagai anak yang ceria, lebih terbuka terhadap perasaannya dan memiliki sifat yang baik seperti Jahanara ataupun Arjumand.

c.       Unsur ekstrinsik
1)      Nilai agama     : Saat senang maupun susah harus tetap bersyukur kepada Tuhan yang maha      Esa. Sebagai sesama umat yang beragamaa seharusnya kita saling menghormati dan menjaga ikatan persaudaraan.
2)      Nilai moral      : Kesetiaan, hal tersebut digambarkan oleh tokoh-tokoh, seperti kesetiaan Shah Jahan pada istrinya, Isa kepada Jahanara dan Ladli yang berjuang untuk melindungi Jahanara. Nilai moral yang tidak baik, yaitu kekerasan dan kekejaman Aurangzeb.
3)      Nilai sosial       : Pernikahan politik yang dilakukan Jahanara dengan Khodamir menunjukkan bahwa kekayaan masih menjadi segalanya.
4)      Nilai Budaya   : Adanya pertandingan polo yang dipertandingkan saat pernikahan Jahanara dan pembakaran jasad Ladli serta menabur abunya di laut sebagai tradisi adat Hindu.


http://bacaan-ally.blogspot.co.id/2008/03/perempuan-terluka.html
http://akhmad23zamaluddin.blogspot.co.id/2015/01/sastra-bandingan-perbandingan-taj-mahal.html
http://seramutia17.blogspot.co.id/2015/11/resensi-novel-taj-mahal-kisah-cinta_3.html  


Diskriminasi sosial pada masyarakat Palestina dalam novel Purnama untuk Palestine karya Vanny Chrisma W.


Diskriminasi sosial pada masyarakat Palestina dalam novel Purnama untuk Palestine karya Vanny Chrisma W.
Nuraini Destiawan


Abstract
The social discrimination is always occured in the whole world. This problem is as the big thing that should be done to make the peace of the world. Many of the states can successfully finished the problem. But not at all of the problem can be finsihed, Palestina and Israel for instance. Israel is always do the war until now to get the Palestina territorial.  Although the Palestina citizen make the counter-attack of them. But, the war is not only the war in physiscally, but also as mentally. Discrimination through the weal people become the easy thing to destroy them. But, there is the only one little girl, named Palestine, who tried to curse Israel.
Key words: Discrimination, Palestina, Israel, attack.  
Abstrak
Diskriminasi sosial sellau terjadi di seluruh dunia. Masalah ini menjadi suatu ha besar yang harus diselesaikan agar terciptanya kedamaian dunia. Banyak sekali diantaranya dunia yang sukses atau berhasil dalam menyyelesaikan konfiknya, namun tak semuanya. Israel dan Palestina contohnya yang terus menerus perang. Israel selalu melakukan peperangan terus menerus sampai ia mendapatkan wilayah palestina. Karena hal itu, masyarakat palestina berusaaha menyerang balik. Namun, peperangan itu bukan hanya perang secara fisik, tetapi juga secara mental. Diskriminasi terhadap orang yang tidak kuat atau lemah menjadi hal yang mudah bagi mereka untuk menghancurkan. Namun, salah satu perempuan yang berani, Palestine, berusaha untuk mengutuk dan memaki Israel.
Kata kunci : Diskriminasi, Israel, Palestina, Perlawanan.

PENDAHULUAN
Kehidupan sosial di masyarakat ini tak selamanya mengalami kedamaian. Terkadang mereka yang mengalami kedamaian pun akan berusaha untuk berjaga-jaga. Mereka tidak berleha-leha dalam mengawasi suatu kejadian yang mungkin tidak terduga. Namun, bagi mereka yang merasa terancam bahkan sudah terjadi ketidakdamaian hati, akan menjadi kewaspadaan penuh pada kehidupan mereka ke depannya.
Masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat pun menjadi alah satu masalah pokok yang harus diselesaikan dengan baik. Menurut Daldjuni (dalam ...., 2000:184),
“masalah sosial adalah suatu kesulitan atau ketimpangan yang bersumber dari dalam masyarakat sendiri dan membutuhkan pemecahan dengan segera, dan semnetara itu orang yang masih percaya akan maih dapatnya maslaah itu dipecahkan.”
Ketidaktenangan mereka akan kehidupan mereka menjadi suatu masalah bagi orang yang lemah. Masalah dalam kehidupan sosial yang paling mengancam dalam kehidupan mereka yaitu diskriminasi. Menurut Horton (1984:65) “diskriminasi merupakan cara memperlakukan orang berdasarkan pada klasifikasi kelompok, bukannya berdasarkan pada ciri individu.” Dalam hal ini, memperlakukan orang yang berbeda status dengannya, akan menjadi hal yang dianggap perlakuan yang tidak baik atau ketidakadilan dalam sebuah perbedaan. Diskriminasi biasanya dilakukan oleh kelompok dominan agar dapat mempertahankan hak-hak istimewanya.
Lalu, menurut Herimanto (2011:111), “diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok domonan terhadap kelompok subordinasinya”. Hal ini berarti perbedaan dari status, agama, hukum, dan budaya menjadi suatu hak yang baik namun juga menjadi kecaman bagi masyarakat agar selalu menjadi hal yang sama rata. Konflik memang menjadi suatu hal yang buruk dan akan mengancam keberadaan tersebut.
Masalah ini menjadi hal yang sangat terpenting dalam kehidupan sosial. dKarena seharusnya masyarakat itu berusaha untuk menyetarakan dirinya diantara perbedaan. Sebut saja kalangan borjuis yang berusaha untuk menyetarakan dirinya dengan orang kalangan proletar dengan mengadakan bagi amal. Namun, tak  selamanya perbedaan akan ada penyatuan hal yang berbeda itu. Pendiskriminasian sosial kalangan yang kuat sebagai salah satu bentuk kekuasaan yang tetap.
Hal ini membuat seorang pengarang menuliskan sebuah kisah hidup ataupun pengalaman hidup ke dalam suatu karya sastra. karya sastra sebagai salah satu media untuk mengungkapkan suatu ideologi atau pendapat. Menurut Wicaksono,
“ sastra adalah penggambaran kehidupan manusia dalam sastra disasarkan pada daya imajinasi sehinga kehidupan tersebut imajinatif meskipun tidak semua karya bersifat imajinatif. Kehidupan manusia yang digambarkan dalam sastra dapat sebagai transormasi kehiduan faktual, baik kehidupan pengaramg maupun kehidupan sosial yang ber-dasarkan imajinasi sastrawan.” (2014:1)
Sastra menjadi salah satu jalan untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran kita, baik itu bersifat khayalan atau fakta yang sebagian dari kisah nyata. Karya sastra terdiri atas beberapa macam, seperti novel, puisi, dan lain sebagainya.
Dalam novel Purnama untuk Palestine, ia menjelaskan tentang masalah pendiskriminasian yang terparah dari tahun 1967  hingga kini.  Palestina dan Israel merupakan kedua negara yang masih berseteru hingga saat ini. Dari mulai masalah perebutan wilayah yang menjadi hal utama menjadikan mereka berperang. Bukan hanya itu saja, perbedaan dalam budaya dan agama, dimana Palestina berunsurkan Islami dan cenderung berhijab sedangkan Israel yang cenderung memiliki agama yang berbeda , yaitu Kristen bahkan Yahudi. Menjadikan hal itu sebagai konflik.
Oleh karena itu, dalam hal ini, novel ini akan mendeskripsikan sebuah masalah tentang Diskriminasi Sosial pada Masyarakat Palestina yang terkandung dalam novel Purnama untuk Palestina karya Vanny Chrisma W akan menjadi hal yang akan dianalisis oleh penulis.
Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Diskriminasi Sosial?
2.      Bagaimana kisah sejarah sosial masyarakat Palestina?
3.      Jelaskan contoh diskriminasi sosial terhadpa masyarakat Palestina dalam novel Purnama untuk Palestine?
Tujuan masalah
1.      Mengetahui pengertian diskriminasi sosial.
2.      Mengetahui kisah sejarah sosial masyarakat Palestina.
3.      Menjelaskan tindakan-tindakan diskriminasi terhadap masyarakat Palestina dalam novel Purnama untuk Palestine.

KAJIAN PUSTAKA
Biografi Penulis
Vanny Chrisma W. atau Fani Krismawati, lahir pada 4 Desember 1983 di Sidoarjo, Jawa Timur. Anak keempat dari lima bersaudara ini pernah kuliah di STIE Perbanas, Surabaya. Hobinya adalah membaca buku apa saja yang bisa menambah ilmu (Chrisma, 2005:285). Selain membaca, ia sangat menyukai dunia menulis. Novel dan kumcer motivasinya yang sudah terbit adalah Déjà Vu (Sheila), Wo Ai Ni Allah (DIVA Press, 2008), Madah Cinta Shalihah (DIVA Press, 2008), Hati Jasmine (DIVA Press, 2008), Maimunah (DIVA Press, 2009), Cantik (DIVA Press, 2009), Menjadi Tua dan Tersisih (DIVA Press, 2009), Mendengarkan Suara Hati (Gara Ilmu, 2010), Serrafona (Buku Biru, 2010), Cerita Sebuah Pensil (Laksana, 2010), Kisah Keluarga Tikus (Buku Biru, 2010), Surat dari Sang Maha Pencipta (Flash Books, 2010), Mr. Alasan! (Flash Books, 2011), Perempuan, Hallerina (Laksana, 2011), Perjalanan 1000 Mil Pertama (Buku Biru, 2011), Bumi Makkah; Wanita Agung Itu Bernama Khadidjah (Sabil, 2011), dan Mimpi Jameelah (Flash Books, 2011).
Sinopsis
Purnama untuk Palestine merupakan sebuah novel yang mengisahkan seorang gadis yatim piatu yang beradai di perbatasan Gaza, Palestina. Gadis itu bernama Palestine, karena ayahnya menginginkan anaknya selalu menjadi orang yang kuat seperti negeri tercintanya, Negara Palestina.
Ditengah gejolak yang ada, ia bersama Moniroth dan Yanaan, berusaha utnuk mempertahankan negerti tercinta ini dengan berbagai hal. Yanaan, yang juga begitu mencintai Palestine, berusaha untuk menjaganya dari segala marabahaya tersebut. Dan Moniroth , seorang wanita yang juga berusaha untuk membantu Palestine dengan mencari bibinya yang ada di luar negeri sana.
Namun, Moniroth harus pergi dan meninggalkan negara Palestina. Sebagai gantinya, ada Khalifah Al Barra, seorang pria yang umurnya sama dengan Palestine, berusaha untuk membantu Palestine dengan menjadi tentara gelap dalam menyerang Israel.
Konflik Israel dan Palestina yang membuat perang itu tidak ada hentinya hingga hari ini. Kebencian yang mendarahdaging oleh tentara Israel membuat mereka bertindak kejam dan keji terhadap Palestina. Merebut wilayah teritorialnya, menyandera dan membunuh relawan, dan mengambil persediaan makanan untuk Palestina menjadi hal yang sangat kejam.
Ditambah Hebrew, yang sangat membenci Palestine, karena beraninya mengundang amarah nya dengan kata-kata dan tulisannya yang mengancam membuat ia berusaha untuk membunuhnya. Namun, dijaga oleh Abigail, orang yang dengan mati-matian melindungi Palestine.


Latar belakang sosial Palestina
Palestina merupakan salah satu negara yang mana negaranya itu amat subur. Negara yang didominasi oleh umat Islam. negara ini sejak tahun 1948 telah terjajah oleh negara Zionis Israel (Lapidus, 2000:158). Karena perang salib itu juga membuat negara Yahudi merdeka, sejak itulah Israel berdiri.
Peperangan saling beradu satu sama lain. Padahal Palestina merupakan tuan rumah di negara tersebut. Namun, karena Israel yang serakah akan wilayah teritorial Palestina membuat mereka berusaha perang dingin dari sejak tahun itu hingga hari ini.
Mereka tentu saja tidak diam begitu saja akan Yahudi yang seiring membuat kekacauan di tanah Arab. Pada tahun 1936-1939, para kaum petani Palestina menlancarkan perjuangan ganda melawan penjajahan bangsa Yahudi dan pemerintahan Inggris yang memobilisir dukungan yang sangat luas di Mesir dan di beberapa wilayah padang subur. Hal ini yang membuat mereka ingin membalas dendam atas perlakuan yang tidak baik.
Sebelumnya, Israel bukan hanya menjajah Palestina, namun wilayah negara-negara di sekitar jajaran Arab menjadi getahnya. Mesir, Yordania, Syria, dan sejumlah negara mengalami hal yang sama pada tahun 1936 tersebut. Dimana mereka sepertinya memang terobsesi untuk memiliki wilyah tersebut, khususnya Palestina.
Zionis ini merupakan salah stau misi yang dijalankan oleh sejumlah kaum Yahudi di sejumlah negara di Timur Tengah. Misi zionis ini sebenarnya hanya membawa komunias agama menjadi sebuah kesadaran bangsa berdasarkan persamaan sejarah dan kultur dane mneuntut sebuah wilayah teritorial (Lapidus, 2000:169). Tetapi, hal itulah yang menjadi sebuah celaka bagi sebuah kaum yang minoritas. Diskriminasi terhadap kaum minoritas (dalam arti kaum lemah) ini lah yang membuat Israel makin gencar melakukan itu. Di tambah dengan dukungan negar-negara adidaya, seperti Inggris dan Amerika.
Permasalahan ini terlalu rumit untuk dijalankan, yaitu untuk mendirikan tanah air nasional di sebuah wilayah di mana mereka merupakan kelompok minoritas di tengh-tengah penduduk Palestina-Arab. Tapi, mereka tetap gencar dalam melakukan hal tersebut. Karena mereka juga didukung negara itu, mereka berani melakukannya.
Dukungan terhadap Israel dari Inggris dengan mengeluarkan sebuah Deklarasi Balfour. Ini merupakan sebuah perjanjian untuk menghadiahkan tanah di Palestina untuk Israel. Ditambah penggalangan dana di Rusia dan Amerika untuk memberikan dukungan terhadap Israel. Dukungan itu membuat Palestina semakin merasa terpojokkan.
Pengertian Prosa Fiksi (Novel)
Novel menjadi salah satu hal terkenal dalm kehidupan sastra. dimana mereka mengambil kisah nyata atau hasil imajinasi yang dituangkan dalam sebuah kata-kata. Prosa Fiksi juga merupakan kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dalam pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita (aminudin, 2011:66).
Dalam hal ini, karya sastra ini dianggap juga menarik karena imajinasi yang diambil dari pengarang tersebut membuat kita juga berimajinasi hal itu yang tentunya juga bisa membuat jadi kenyataan bila kita berusaha untuk mewujudkannya. Novel merupakan juga sebuah cerita yang sangat panjang dimana menceritakan tentang pemikiran si pengarang dengan alur cerita yang cukup kompleks.
Dengan kata lain, hal ini menjadi suatu hal yang mungkin jika kita bisa menganalisis suatu kebudayaan atau latar belakang sosial dalam sebuah novel. karena pada dasarnya mereka berusaha menelaah lebih dalam.


Diskriminasi sosial
Keberagaman dalam suatu perbedaan menjadi salah satu faktor yang dimana memiliki keuntungan yang sangat beragam. Menurut Sutardi (2003:28), “keragaman terhadap suatu hal merupakan potensi nasional yang memiliki keunikan dan sekaligus menyiratkan kekhasan masing-masing budaya disetiap daerah”. Dalam hal ini keragaman menjadi hal yang sangat baik dalam ciri khas masing individu.
Menurut Verghe (dalam Herimanto) menjelaskan bahwa masyrakat majemuk atau masyarakat yang beragam selalu yang memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut.
a.       Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda.
b.      Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
c.       Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai yang berifat dasar.
d.      Secara relatif, sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
e.       Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f.       Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Adanya persoalan-persoalan diatas menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan. Terjadinya pergeseran dalam hal tersebut menjadi hal yang sangat fatal, yaitu adanya konflik yang akan mengubah disintegrasi negara.
Jika dicontohkan ada suatu negara yang adidaya yang memiliki ekonomi yang tinggi. Ternyata negara tetangga justru menghadapi hal yang sebaliknya, ia memiliki tingkat pendapatan perkapita yang sangat lemah. Hal itulah yang mendasari terjadinya konflik diskriminasi sosial, kecemburuan sosial.
Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan subordinasinya. Antara prasangka dan diskriminasi ada hubungan saling menguatkan (Herimanto, 2011:38). Selama ada ada prasangka, disana ada diskriminasi. Jika prasangka dipandang sebagai keyakinan atau ideologi, maka diskriminasi adalah terapan keyakinan atau ideologi. Jika prasangka mencakup sikap dan keyakinan, maka diskriminai mengarah pada tindakan. Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki prasangka kuat akibat terkanan tertentu, misalnya tekanan budaya, adat istiadat, atau hukum.
Diskriminasi menjadi suatu ancaman yang sangat mengubah status suatu hal. Diskriminasi juga merupakan variasi atau berbagam kategori ancaman yang tidak seimbang terhadap orang lain (Liliweri, 2000:218). Dalam hal ini, ancaman ini menjadi hal yang akan sulit didamaikan. Perdamaian dalam diskriminasi cenderung sulit dilakukan, namun tak sedikit juga yang berhasil.
Ancaman yang membuat kita terkekang dalam konflik dan memicu perang saudara atau perang secara mental. Dalam hal ini, diskriminasi mempunyai dua jenis yang memiliki perbedaan dalam tindakan tersebut menurut Pettigrew (Liliweri, 2000:221).  Pertama adalah diskriminasi langsung, yang merupakan tindakan membatasi satu wilayah tertentu, seperti pemukiman, jenis pekerjaan, fasilitas umum dan sebagainya, bagi ras/etnik tertentu. Kedua yaitu diskriminasi tidak langsung, dilaksanakan melalui penciptaan kebijakan-kebijakan yang menghalangi ras/etnik tertentu untuk berhubungan secara bebas dengan kelompok etnik/ras lain.

METODE
Subjek  data penelitian
Subjek dalam penelitian ini merupakan sebuah novel Purnama untuk Palestine yang dibuat oleh Vanny Chrisma W. Novel ini berisikan 298 halaman. Ini merupakan seri kedua dari Gadis di Tepi Gaza. Dan juga diterbitkan oleh DIVA Press di Jogjakarta pada tahun 2012.
Desain penelitian
Untuk mendapatkan informasi yang akurat, penulis menggunakan Metode Analisis-deskriptif, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui yang sebenarnya atau penguraian suatu pokok ata berbeagai bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Faruk, 2014:50).
Metode Deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data daar belaka.
Jenis data
Jenis data yang penulis gunakan dalam penyusunan artikel jurnal ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah metode yang lebih menekankan aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah atau berupa kata-kata tertulis.
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dengan studi pustakawan atau studi dokumentasi.  Studi dokumentai ini bertujuan untuk memilih dan memilah data-data kepustakaan yang diperlukan.
Pengolahan dan analisis data
Analisis data merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis.  Hasil pengumpulan data untuk  meningkatkan pemahaman penelitian tentang masalah yang diteliti. Setelah data terkumpul, dilakukan proses analisis yang memerlukan kajian lebih mendalam.
Analisis data menggunakan metode interpretasi terhadap data-data yang telah tersistemasi. Dalam interpretasi data ini, dilakukan dengan menafsirkan pemikiran tooh secara holistik yaitu sengan melihat semua konsep dan aspek-aspeknya dalam hal keselaraan satu sama lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Purnama untuk Palestine merupakan salah satu novel yang dibuat oleh Vanny Chrisma W atau Fani Krismawati. Novel ini juga merupakan seri kedua dari cerita pertamanya, Gadis di Tepi Gaza. Ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Paletine di perbatasan Gaza yang sedang memperjuangkan hak asasi nya dalam Palestina. Ia merupakan gadis berumur 13 tahun, namun ia berani mengatakan hal tentang kedendamannya terhadap negara keji tersebut.
Disamping itu, ada Yanaan sebagai seorang lelaki yang umurnya lebih diatas Palestine. Ia berusaha untuk menjaga Palestine dan ia mencintainya. Namun, karena ia selalu berkata agak keras dan jujur, makanya Palestine terkadang kesal dengannya. Ada juga Moniroth seorang perempuan yang selalu berada di samping gadis itu. Namun, ia juga harus pergi ke kampung halamannya untuk membantu mencari keluarganya.
Novel yang memiliki halaman 286 menjadi salah satu novel yang mengharu birukan dan tentang kekejaman Israel terhadap Palestina menjadi hal yang dianggap diskriminasi. Oleh karena itu, DIVA Press sebagai penerbit berusaha untuk menerbitkan buku yang sangaat bagus ini.
Pembahasan
Dalam novel Purnama untuk Palestine ini menjelaskan sebuah tragedi kekejaman akan penjajahan dan bentuk diskriminasi yang terjadi.
“semua orang berbondong-bondong untuk meninggalkan kamp untuk emnyaksikan sebuah berita yang baru saja disiarkan. Tentang penyanderaan para relawan dalam Kapal Mavi Marwara.” (Chrisma, 2012: 21)
Penyanderaan ini merupakan salah satu tindak penjajahan yang dilakukan oleh Israel. Meskipun mereka bukanlah orang Palestine, namun mereka merupakan orang yang berusaha untuk merelakan dirinya menjadi sukarelawan di Palestina.
“sudah kukatakan padamu Yahded! Jangn berani menitipkan surat pada mantan narapidana di sini. Kau tahu apa konsekuensinya, hah?” (Chrisma, 2012:34)
Ini merupakan sebuah percakapan pihak senior di sebuah tahanan di Israel. Tindak diskriminasi warga Israel kepada Yahded, orang Palestine. Tindakan sipir yang kejam itu membuat hal ini menjadi hal yang sangat buruk. 
“sipir itu sengaja menginjak punggung tangan kanna Yahded dengan sepatu botnya. Tentu saja, lelaki itu menjerit kesakitan.” (Chrisma, 2012: 35)
Tindakan kekerasan yang amat menyakitkan itu membuat Yahded merasa kesakitan yang amat mendalam. Namun, sang penyiksa hanya merasa tak bersalah dan tak berdosa sekalipun. Hal ini menjadi hal yang cukup kejam terhadap penjajahan orang lemah sepertinya.
“tawanya tergelak-gelak penuh kebencian yang telah mencapai ubun-ubun. Kebencian pada Hamas membuat sipir itu menaruh dendam kesumat seumur hidup, bahkan sampai pada keturunan-keturunan Yahudinya nanti.” (Chrisma, 2012:36)
Kebencian terhadap orang Palestina memang sudah mendarah daging dari zaman sebelumnya. Dimana mereka menyalahkan Palestina sebagai orang yang mengganggu kesejahteraan Israel.
“diseretnya tubuh kurus nan lunglai itu ke ujung tembok dan dilemparkan begitu saja. Kemudian didatanginya lagi, digigit lengannya sampai kulitnya terluka dan darah merah menggucur deras, ekluar membasahi lantai yang dingin dan bau.” (Chrisma, 2012:44)
Terlihat dari tindakan kekerasan yang dimana tubuh Yahded, ayahnya Palestina yang digigit oleh Anjing Sipir tesebut. Hal tersebut membuat ngilu bagi pembaca akan kekejaman Israel terhadap orang yang tak bersalah tersebut.
“kemudian, ia melihat seekor anjing yang tengah melahap tubuh ayahnya dengan sadis. Tubuh itu beberapa bagian telah menjadi tengkorak basah. Mengerikan. Semua tak lagi berbentuk manusia.” (Chrisma, 2012:50)
Bangsa Israel memang tidak pernah habisnya untuk menghabisi orang-orang Palesine. Segala dikerahkan untuk mempertahankan negara Israel. Termasuk dengan menggunakan anjing sebagai hewan yang bernajis untuk menjadikan ajang pembunuhan sadis.
“salah seorang aktifis gerakan kemanusiaan yang berasal dari Prancis, Papillion Bonascha, tewas tertembak oleh tentara Israel tepat ketika tengah turun dari atas kapal di Pelabuhan Ashdod.” (Chrisma, 2012:82)
Papillion yang berniat untuk membantu Palestina tewas oleh sekelompok tentara Israel yang berusaha menghalangi niat dirinya. Hal ini tindakan kekejaman yang dilakukan oleh mereka karena mereka tidak ingin ada yang membantu Palestina.
“bahkan, bantuan kemanusiaan untuk Gaza pun ditahan oleh pihak Israel.” (Chrisma, 2012 92).
Dalam hal ini, pendiskriminasian ini pun dilihat dari ketidakadilan dalam pendistribusian makanan. Makanan yang harusnya menjadi milik Palestina, namun ditahan dan mungkin disimpan di Israel.
“Abigail, Israel tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh Hamas, apalagi gadis kecil yang bermodalkan batu!”
Kesombongan yang dimiliki oleh Hebrew, salah satu tentara Israel. Ia merupakan orang yang sangta kejam dan sangat membenci Palestina.
“kalau saja dia bukan muslim, aku tak akan menyakitinya, abigail.” (Charisma, 2012:95)
Perbedaan agama Israel dan Palestina menjadi salah satu hal pokok yang menyebabkan mereka berbeda pendapat. Perbedaan pendapat dan misi membuat menjadi sebuah konflik. Dan hal ini juga yang membuat adanya pendiskriminasian massal yang dilakukan oleh Israel.
“orang tuaku saja mati dibantai oleh militer Israel yang biadab.” (Chrisma, 2012:110)
Israel memang membunuh setiap orang tanpa memandang bulu, seperti orang yang sudah tua ataupun anak kecil sekalipun dengan kejamnya mereka membunuh semua orang yang tak bersalah itu.
“para relawan wanita menangis ketakutan saat digiring tentara-tentara Israel secara paksa. Tak memandang apakah ia wanita atau laki-laki, semua diperlakukan sama. Biadab!” (Chrisma, 2012:140)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Israel menyandera siapa saja. Termasuk perempuan yang tidak berdaya itu. Mereka berusaha untuk melakukan apapun menghalangi.
“ kami tidak bersalah! Kaulah yang menyerang lebih dulu. Jahat sekali kalian! Kami ini relawan yang memberikan bantuan kemanusiaan untuk korban gaza. Apakah ini kebiadaban kalian? Rencana busuk?! Puihhhh!” (Chrisma, 2012:140)
Kebiadaban Israel membuat orang lain pun marah. Bahkan yang bukan umat Islam sekalipun, benci terhadap mereka. Sumpah serapah yang mereka luapkan kepadanya. Namun mereka tuli terhadap itu dan terus melanjutkan hidup dengan menghancurkan Palestina.
“ Hei, ada gadis penyelundup! Hati-hati ! mungkin dia membawa bom!” (Chrisma, 2012:145)
Seruan yang diucapkan oleh salah satu tentara Israel yang ditujukan kepada Palestine. Hal ini dugaan pransangka buruk terhadap anak kecil sepertinya yang menganggap bahwa dia sebagai salah satu pembawa masalah.
“tidak salah aku menemukan gadis itu untuk membantu kita mengenyahkan militer Israel di perbatasan Nahal Oz annti. Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam pada mereka.” (Chrisma, 2012:199)
Menggunakan seorang palestina dalam perlawanan Israel menjadi hal yang sangat buruk. Rencana yang ditaktik oleh Khalifah Al Barra membuat keputusan seperti itu. Sepertinya ada hal konfrontasi lain yang akan membuat ia melancarkan serangan Israel.
“ada sebuah tanda cap jari berwarna merah darah sebagai bukti ancaman itu benar-benar nyata dan tidak dibuat-buat oleh seorang gadis kecil menurut Hebrew.” (Chrisma, 2012:203)
Surat ancaman sebagai salah satu hal yang sangat buruk bagi sang tentara, Hebrew. Ancaman kecil yang terlihat dari selembar surat itu membuat dia geram bahkan marah akibat yang terjadi pada saat itu. Ia memaki anak itu dengan kata-kata yang tidak sepantasnya lagi.
“Palestine, jika nanti aku bertemu denganmu, aku tak segan-segan lagi utnuk menembakmu berkali-kali sampai mati.”  (Chrisma, 2012:203)
Ketika suatu saat ia bertemu, ancaman terhadap Palestine terhadap kekejaman Hebrew. Suatu saat nanti, ia akan menjadi hal yang sangat buruk bagi dirinya.
“ dalam area pembuangan, terdapat beberapa mayat yang terbunuh dan tidak dikenali serta tidak ditemukan anggota keluarganya. Mayat-mayat itu terkubur di dalam tanah pengasingan itu.” (Chrisma, 2012:209)
Kekejian selanjutnya dilihat dari tempat pembuangan mayat. Dimana mereka dnegan kejinya malah membuang mayat dari tahanna yang berasal dari Palestina ke tempat yang seharusnya. Bahkan tidak menginfokan keluarganya terlebih dahulu. Diskriminasi terhadap Palestina di dalam kalimat ini semakin tertera jelas.
“ Israel telah memblokade Gaza sejak bulan Juni 2007 ketika Hamas memegang kendali di wilayah tersebut. Setelah kepemimpinan Hamas, Israel menutup seluruh jalur kehidupan dan makanan menuju Gaza untuk membuat ribuan terowongan bawah tanah yang digunakan untuk mengirimkan makanan, obat, dan hewan ternak yang semakin menipis.” (Chrisma, 2012:223)
Pemblokadean dari sejak tahun itu yang tidak berhenti membuat kesulitan warga Palestina dalam memenuhi kehidupannya. Bahan pangan dan sandang ditahan membuat penderitaan menambah.


PENUTUP
Kesimpulan
Novel Purnama untuk Palestina merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang seorang anak yang berusaha memeperjuangkan tanah tempat lahirnya, Palestina. Palestine, perempuan yang sudah emnginjak remaja itu berusaha berkoar-koar di hadapan tentara untuk segera memusnahkan Israel. Bahkan Hebrew sampai emmbencinya.
Kemudian ada seorang Khalifah Al Barra yang menawarkan diri untuk menjadi relawan aksi bom bunug diri. Namun, Yanaan yang mencintainya berusaha untuk mempertahankan Palestine.
Latar kehidupan sosial Palestina menjadi salah satu inti dari novel ini. Diskriminasi yang dilakukan oleh Israel yang tak berhenti membuat semua orang membencinya. Bahkan mereka semua (orang yang punya hati) berusaha mempertahankan kehidupan Palestina agar seperti semula.













DAFTAR PUSTAKA
Wicaksono, Andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model
Pembelajarannya. Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.
Sutardi, Tedi. 2003. Antropologi: Mengungkap Keberagaman Budaya. Bandung:
Setia Utama Inves.
W, Vanny Chrisma. 2012. Purnama untuk Palestine: Gadis Gaza Menatap Cita
dan Kematian. Jogjakarta: DIVA Press.
Herimanto dan Winarno. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Horton. 1984. Sosiologi Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wicaksono, Andri. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Garudawacha.
Liliweri, Alo. 2005. Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya
Masyarakat Kultur. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
Lapidus, Ira M. 2000. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: Grafindo Pustaka.
Aminudin. 2012. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta: Grafindo Pustaka.
Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar