Diskriminasi
sosial pada masyarakat Palestina dalam novel Purnama untuk Palestine karya
Vanny Chrisma W.
Nuraini Destiawan
Abstract
The
social discrimination is always occured in the whole world. This problem is as
the big thing that should be done to make the peace of the world. Many of the
states can successfully finished the problem. But not at all of the problem can
be finsihed, Palestina and Israel for instance. Israel is always do the war
until now to get the Palestina territorial.
Although the Palestina citizen make the counter-attack of them. But, the
war is not only the war in physiscally, but also as mentally. Discrimination
through the weal people become the easy thing to destroy them. But, there is
the only one little girl, named Palestine, who tried to curse Israel.
Key
words: Discrimination, Palestina, Israel, attack.
Abstrak
Diskriminasi
sosial sellau terjadi di seluruh dunia. Masalah ini menjadi suatu ha besar yang
harus diselesaikan agar terciptanya kedamaian dunia. Banyak sekali diantaranya
dunia yang sukses atau berhasil dalam menyyelesaikan konfiknya, namun tak
semuanya. Israel dan Palestina contohnya yang terus menerus perang. Israel
selalu melakukan peperangan terus menerus sampai ia mendapatkan wilayah
palestina. Karena hal itu, masyarakat palestina berusaaha menyerang balik.
Namun, peperangan itu bukan hanya perang secara fisik, tetapi juga secara
mental. Diskriminasi terhadap orang yang tidak kuat atau lemah menjadi hal yang
mudah bagi mereka untuk menghancurkan. Namun, salah satu perempuan yang berani,
Palestine, berusaha untuk mengutuk dan memaki Israel.
Kata
kunci : Diskriminasi, Israel, Palestina, Perlawanan.
PENDAHULUAN
Kehidupan
sosial di masyarakat ini tak selamanya mengalami kedamaian. Terkadang mereka
yang mengalami kedamaian pun akan berusaha untuk berjaga-jaga. Mereka tidak
berleha-leha dalam mengawasi suatu kejadian yang mungkin tidak terduga. Namun,
bagi mereka yang merasa terancam bahkan sudah terjadi ketidakdamaian hati, akan
menjadi kewaspadaan penuh pada kehidupan mereka ke depannya.
Masalah
sosial dalam kehidupan bermasyarakat pun menjadi alah satu masalah pokok yang
harus diselesaikan dengan baik. Menurut Daldjuni (dalam ...., 2000:184),
“masalah
sosial adalah suatu kesulitan atau ketimpangan yang bersumber dari dalam
masyarakat sendiri dan membutuhkan pemecahan dengan segera, dan semnetara itu
orang yang masih percaya akan maih dapatnya maslaah itu dipecahkan.”
Ketidaktenangan
mereka akan kehidupan mereka menjadi suatu masalah bagi orang yang lemah.
Masalah dalam kehidupan sosial yang paling mengancam dalam kehidupan mereka yaitu
diskriminasi. Menurut Horton (1984:65) “diskriminasi merupakan cara
memperlakukan orang berdasarkan pada klasifikasi kelompok, bukannya berdasarkan
pada ciri individu.” Dalam hal ini, memperlakukan orang yang berbeda status
dengannya, akan menjadi hal yang dianggap perlakuan yang tidak baik atau
ketidakadilan dalam sebuah perbedaan. Diskriminasi biasanya dilakukan oleh
kelompok dominan agar dapat mempertahankan hak-hak istimewanya.
Lalu,
menurut Herimanto (2011:111), “diskriminasi merupakan tindakan yang
membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok domonan terhadap kelompok
subordinasinya”. Hal ini berarti perbedaan dari status, agama, hukum, dan
budaya menjadi suatu hak yang baik namun juga menjadi kecaman bagi masyarakat
agar selalu menjadi hal yang sama rata. Konflik memang menjadi suatu hal yang
buruk dan akan mengancam keberadaan tersebut.
Masalah
ini menjadi hal yang sangat terpenting dalam kehidupan sosial. dKarena
seharusnya masyarakat itu berusaha untuk menyetarakan dirinya diantara perbedaan.
Sebut saja kalangan borjuis yang berusaha untuk menyetarakan dirinya dengan
orang kalangan proletar dengan mengadakan bagi amal. Namun, tak selamanya perbedaan akan ada penyatuan hal
yang berbeda itu. Pendiskriminasian sosial kalangan yang kuat sebagai salah
satu bentuk kekuasaan yang tetap.
Hal
ini membuat seorang pengarang menuliskan sebuah kisah hidup ataupun pengalaman
hidup ke dalam suatu karya sastra. karya sastra sebagai salah satu media untuk
mengungkapkan suatu ideologi atau pendapat. Menurut Wicaksono,
“
sastra adalah penggambaran kehidupan manusia dalam sastra disasarkan pada daya
imajinasi sehinga kehidupan tersebut imajinatif meskipun tidak semua karya
bersifat imajinatif. Kehidupan manusia yang digambarkan dalam sastra dapat
sebagai transormasi kehiduan faktual, baik kehidupan pengaramg maupun kehidupan
sosial yang ber-dasarkan imajinasi sastrawan.” (2014:1)
Sastra menjadi salah
satu jalan untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran kita, baik itu bersifat
khayalan atau fakta yang sebagian dari kisah nyata. Karya sastra terdiri atas
beberapa macam, seperti novel, puisi, dan lain sebagainya.
Dalam
novel Purnama untuk Palestine, ia menjelaskan tentang masalah pendiskriminasian
yang terparah dari tahun 1967 hingga
kini. Palestina dan Israel merupakan
kedua negara yang masih berseteru hingga saat ini. Dari mulai masalah perebutan
wilayah yang menjadi hal utama menjadikan mereka berperang. Bukan hanya itu
saja, perbedaan dalam budaya dan agama, dimana Palestina berunsurkan Islami dan
cenderung berhijab sedangkan Israel yang cenderung memiliki agama yang berbeda
, yaitu Kristen bahkan Yahudi. Menjadikan hal itu sebagai konflik.
Oleh
karena itu, dalam hal ini, novel ini akan mendeskripsikan sebuah masalah
tentang Diskriminasi Sosial pada Masyarakat Palestina yang terkandung dalam
novel Purnama untuk Palestina karya Vanny Chrisma W akan menjadi hal yang akan
dianalisis oleh penulis.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Diskriminasi Sosial?
2. Bagaimana
kisah sejarah sosial masyarakat Palestina?
3. Jelaskan
contoh diskriminasi sosial terhadpa masyarakat Palestina dalam novel Purnama
untuk Palestine?
Tujuan masalah
1. Mengetahui
pengertian diskriminasi sosial.
2. Mengetahui
kisah sejarah sosial masyarakat Palestina.
3. Menjelaskan
tindakan-tindakan diskriminasi terhadap masyarakat Palestina dalam novel
Purnama untuk Palestine.
KAJIAN PUSTAKA
Biografi Penulis
Vanny
Chrisma W. atau Fani Krismawati, lahir pada 4 Desember 1983 di Sidoarjo, Jawa
Timur. Anak keempat dari lima bersaudara ini pernah kuliah di STIE Perbanas,
Surabaya. Hobinya adalah membaca buku apa saja yang bisa menambah ilmu
(Chrisma, 2005:285). Selain membaca, ia sangat menyukai dunia menulis. Novel
dan kumcer motivasinya yang sudah terbit adalah Déjà Vu (Sheila), Wo Ai Ni
Allah (DIVA Press, 2008), Madah Cinta Shalihah (DIVA Press, 2008), Hati Jasmine
(DIVA Press, 2008), Maimunah (DIVA Press, 2009), Cantik (DIVA Press, 2009),
Menjadi Tua dan Tersisih (DIVA Press, 2009), Mendengarkan Suara Hati (Gara
Ilmu, 2010), Serrafona (Buku Biru, 2010), Cerita Sebuah Pensil (Laksana, 2010),
Kisah Keluarga Tikus (Buku Biru, 2010), Surat dari Sang Maha Pencipta (Flash
Books, 2010), Mr. Alasan! (Flash Books, 2011), Perempuan, Hallerina (Laksana,
2011), Perjalanan 1000 Mil Pertama (Buku Biru, 2011), Bumi Makkah; Wanita Agung
Itu Bernama Khadidjah (Sabil, 2011), dan Mimpi Jameelah (Flash Books, 2011).
Sinopsis
Purnama
untuk Palestine merupakan sebuah novel yang mengisahkan seorang gadis yatim
piatu yang beradai di perbatasan Gaza, Palestina. Gadis itu bernama Palestine,
karena ayahnya menginginkan anaknya selalu menjadi orang yang kuat seperti
negeri tercintanya, Negara Palestina.
Ditengah
gejolak yang ada, ia bersama Moniroth dan Yanaan, berusaha utnuk mempertahankan
negerti tercinta ini dengan berbagai hal. Yanaan, yang juga begitu mencintai
Palestine, berusaha untuk menjaganya dari segala marabahaya tersebut. Dan
Moniroth , seorang wanita yang juga berusaha untuk membantu Palestine dengan
mencari bibinya yang ada di luar negeri sana.
Namun,
Moniroth harus pergi dan meninggalkan negara Palestina. Sebagai gantinya, ada
Khalifah Al Barra, seorang pria yang umurnya sama dengan Palestine, berusaha
untuk membantu Palestine dengan menjadi tentara gelap dalam menyerang Israel.
Konflik
Israel dan Palestina yang membuat perang itu tidak ada hentinya hingga hari
ini. Kebencian yang mendarahdaging oleh tentara Israel membuat mereka bertindak
kejam dan keji terhadap Palestina. Merebut wilayah teritorialnya, menyandera
dan membunuh relawan, dan mengambil persediaan makanan untuk Palestina menjadi
hal yang sangat kejam.
Ditambah
Hebrew, yang sangat membenci Palestine, karena beraninya mengundang amarah nya
dengan kata-kata dan tulisannya yang mengancam membuat ia berusaha untuk
membunuhnya. Namun, dijaga oleh Abigail, orang yang dengan mati-matian
melindungi Palestine.
Latar belakang sosial Palestina
Palestina
merupakan salah satu negara yang mana negaranya itu amat subur. Negara yang didominasi
oleh umat Islam. negara ini sejak tahun 1948 telah terjajah oleh negara Zionis
Israel (Lapidus, 2000:158). Karena perang salib itu juga membuat negara Yahudi
merdeka, sejak itulah Israel berdiri.
Peperangan
saling beradu satu sama lain. Padahal Palestina merupakan tuan rumah di negara
tersebut. Namun, karena Israel yang serakah akan wilayah teritorial Palestina
membuat mereka berusaha perang dingin dari sejak tahun itu hingga hari ini.
Mereka
tentu saja tidak diam begitu saja akan Yahudi yang seiring membuat kekacauan di
tanah Arab. Pada tahun 1936-1939, para kaum petani Palestina menlancarkan
perjuangan ganda melawan penjajahan bangsa Yahudi dan pemerintahan Inggris yang
memobilisir dukungan yang sangat luas di Mesir dan di beberapa wilayah padang
subur. Hal ini yang membuat mereka ingin membalas dendam atas perlakuan yang
tidak baik.
Sebelumnya,
Israel bukan hanya menjajah Palestina, namun wilayah negara-negara di sekitar
jajaran Arab menjadi getahnya. Mesir, Yordania, Syria, dan sejumlah negara
mengalami hal yang sama pada tahun 1936 tersebut. Dimana mereka sepertinya
memang terobsesi untuk memiliki wilyah tersebut, khususnya Palestina.
Zionis
ini merupakan salah stau misi yang dijalankan oleh sejumlah kaum Yahudi di
sejumlah negara di Timur Tengah. Misi zionis ini sebenarnya hanya membawa
komunias agama menjadi sebuah kesadaran bangsa berdasarkan persamaan sejarah
dan kultur dane mneuntut sebuah wilayah teritorial (Lapidus, 2000:169). Tetapi,
hal itulah yang menjadi sebuah celaka bagi sebuah kaum yang minoritas.
Diskriminasi terhadap kaum minoritas (dalam arti kaum lemah) ini lah yang
membuat Israel makin gencar melakukan itu. Di tambah dengan dukungan
negar-negara adidaya, seperti Inggris dan Amerika.
Permasalahan
ini terlalu rumit untuk dijalankan, yaitu untuk mendirikan tanah air nasional
di sebuah wilayah di mana mereka merupakan kelompok minoritas di tengh-tengah
penduduk Palestina-Arab. Tapi, mereka tetap gencar dalam melakukan hal
tersebut. Karena mereka juga didukung negara itu, mereka berani melakukannya.
Dukungan
terhadap Israel dari Inggris dengan mengeluarkan sebuah Deklarasi Balfour. Ini
merupakan sebuah perjanjian untuk menghadiahkan tanah di Palestina untuk
Israel. Ditambah penggalangan dana di Rusia dan Amerika untuk memberikan
dukungan terhadap Israel. Dukungan itu membuat Palestina semakin merasa
terpojokkan.
Pengertian Prosa Fiksi (Novel)
Novel
menjadi salah satu hal terkenal dalm kehidupan sastra. dimana mereka mengambil
kisah nyata atau hasil imajinasi yang dituangkan dalam sebuah kata-kata. Prosa
Fiksi juga merupakan kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku
tertentu dalam pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu
yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita
(aminudin, 2011:66).
Dalam
hal ini, karya sastra ini dianggap juga menarik karena imajinasi yang diambil
dari pengarang tersebut membuat kita juga berimajinasi hal itu yang tentunya
juga bisa membuat jadi kenyataan bila kita berusaha untuk mewujudkannya. Novel
merupakan juga sebuah cerita yang sangat panjang dimana menceritakan tentang
pemikiran si pengarang dengan alur cerita yang cukup kompleks.
Dengan
kata lain, hal ini menjadi suatu hal yang mungkin jika kita bisa menganalisis
suatu kebudayaan atau latar belakang sosial dalam sebuah novel. karena pada
dasarnya mereka berusaha menelaah lebih dalam.
Diskriminasi sosial
Keberagaman
dalam suatu perbedaan menjadi salah satu faktor yang dimana memiliki keuntungan
yang sangat beragam. Menurut Sutardi (2003:28), “keragaman terhadap suatu hal
merupakan potensi nasional yang memiliki keunikan dan sekaligus menyiratkan
kekhasan masing-masing budaya disetiap daerah”. Dalam hal ini keragaman menjadi
hal yang sangat baik dalam ciri khas masing individu.
Menurut
Verghe (dalam Herimanto) menjelaskan bahwa masyrakat majemuk atau masyarakat
yang beragam selalu yang memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut.
a. Terjadinya
segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang
berbeda.
b. Memiliki
struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer.
c. Kurang
mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai
yang berifat dasar.
d. Secara
relatif, sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
e. Secara
relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam
bidang ekonomi.
f. Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Adanya
persoalan-persoalan diatas menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan.
Terjadinya pergeseran dalam hal tersebut menjadi hal yang sangat fatal, yaitu
adanya konflik yang akan mengubah disintegrasi negara.
Jika
dicontohkan ada suatu negara yang adidaya yang memiliki ekonomi yang tinggi.
Ternyata negara tetangga justru menghadapi hal yang sebaliknya, ia memiliki
tingkat pendapatan perkapita yang sangat lemah. Hal itulah yang mendasari
terjadinya konflik diskriminasi sosial, kecemburuan sosial.
Diskriminasi
merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan subordinasinya. Antara prasangka
dan diskriminasi ada hubungan saling menguatkan (Herimanto, 2011:38). Selama
ada ada prasangka, disana ada diskriminasi. Jika prasangka dipandang sebagai
keyakinan atau ideologi, maka diskriminasi adalah terapan keyakinan atau
ideologi. Jika prasangka mencakup sikap dan keyakinan, maka diskriminai
mengarah pada tindakan. Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang
yang memiliki prasangka kuat akibat terkanan tertentu, misalnya tekanan budaya,
adat istiadat, atau hukum.
Diskriminasi
menjadi suatu ancaman yang sangat mengubah status suatu hal. Diskriminasi juga
merupakan variasi atau berbagam kategori ancaman yang tidak seimbang terhadap
orang lain (Liliweri, 2000:218). Dalam hal ini, ancaman ini menjadi hal yang
akan sulit didamaikan. Perdamaian dalam diskriminasi cenderung sulit dilakukan,
namun tak sedikit juga yang berhasil.
Ancaman
yang membuat kita terkekang dalam konflik dan memicu perang saudara atau perang
secara mental. Dalam hal ini, diskriminasi mempunyai dua jenis yang memiliki
perbedaan dalam tindakan tersebut menurut Pettigrew (Liliweri, 2000:221). Pertama adalah diskriminasi langsung, yang
merupakan tindakan membatasi satu wilayah tertentu, seperti pemukiman, jenis
pekerjaan, fasilitas umum dan sebagainya, bagi ras/etnik tertentu. Kedua yaitu
diskriminasi tidak langsung, dilaksanakan melalui penciptaan
kebijakan-kebijakan yang menghalangi ras/etnik tertentu untuk berhubungan
secara bebas dengan kelompok etnik/ras lain.
METODE
Subjek data penelitian
Subjek
dalam penelitian ini merupakan sebuah novel Purnama untuk Palestine yang dibuat
oleh Vanny Chrisma W. Novel ini berisikan 298 halaman. Ini merupakan seri kedua
dari Gadis di Tepi Gaza. Dan juga diterbitkan oleh DIVA Press di Jogjakarta
pada tahun 2012.
Desain
penelitian
Untuk mendapatkan informasi yang akurat, penulis
menggunakan Metode Analisis-deskriptif, analisis adalah penyelidikan terhadap
suatu peristiwa untuk mengetahui yang sebenarnya atau penguraian suatu pokok
ata berbeagai bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan (Faruk, 2014:50).
Metode Deskriptif adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini
berkehendak mengadakan akumulasi data daar belaka.
Jenis data
Jenis data yang penulis gunakan dalam penyusunan
artikel jurnal ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah metode yang
lebih menekankan aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah atau
berupa kata-kata tertulis.
Teknik
pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dengan
studi pustakawan atau studi dokumentasi.
Studi dokumentai ini bertujuan untuk memilih dan memilah data-data
kepustakaan yang diperlukan.
Pengolahan dan
analisis data
Analisis data merupakan upaya untuk mencari dan
menata secara sistematis. Hasil
pengumpulan data untuk meningkatkan
pemahaman penelitian tentang masalah yang diteliti. Setelah data terkumpul,
dilakukan proses analisis yang memerlukan kajian lebih mendalam.
Analisis data menggunakan metode interpretasi
terhadap data-data yang telah tersistemasi. Dalam interpretasi data ini,
dilakukan dengan menafsirkan pemikiran tooh secara holistik yaitu sengan
melihat semua konsep dan aspek-aspeknya dalam hal keselaraan satu sama lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Purnama
untuk Palestine merupakan salah satu novel yang dibuat oleh Vanny Chrisma W
atau Fani Krismawati. Novel ini juga merupakan seri kedua dari cerita
pertamanya, Gadis di Tepi Gaza. Ini menceritakan tentang seorang gadis bernama
Paletine di perbatasan Gaza yang sedang memperjuangkan hak asasi nya dalam
Palestina. Ia merupakan gadis berumur 13 tahun, namun ia berani mengatakan hal
tentang kedendamannya terhadap negara keji tersebut.
Disamping
itu, ada Yanaan sebagai seorang lelaki yang umurnya lebih diatas Palestine. Ia
berusaha untuk menjaga Palestine dan ia mencintainya. Namun, karena ia selalu
berkata agak keras dan jujur, makanya Palestine terkadang kesal dengannya. Ada
juga Moniroth seorang perempuan yang selalu berada di samping gadis itu. Namun,
ia juga harus pergi ke kampung halamannya untuk membantu mencari keluarganya.
Novel
yang memiliki halaman 286 menjadi salah satu novel yang mengharu birukan dan
tentang kekejaman Israel terhadap Palestina menjadi hal yang dianggap
diskriminasi. Oleh karena itu, DIVA Press sebagai penerbit berusaha untuk
menerbitkan buku yang sangaat bagus ini.
Pembahasan
Dalam
novel Purnama untuk Palestine ini menjelaskan sebuah tragedi kekejaman akan
penjajahan dan bentuk diskriminasi yang terjadi.
“semua
orang berbondong-bondong untuk meninggalkan kamp untuk emnyaksikan sebuah
berita yang baru saja disiarkan. Tentang penyanderaan para relawan dalam Kapal
Mavi Marwara.” (Chrisma, 2012: 21)
Penyanderaan
ini merupakan salah satu tindak penjajahan yang dilakukan oleh Israel. Meskipun
mereka bukanlah orang Palestine, namun mereka merupakan orang yang berusaha
untuk merelakan dirinya menjadi sukarelawan di Palestina.
“sudah
kukatakan padamu Yahded! Jangn berani menitipkan surat pada mantan narapidana
di sini. Kau tahu apa konsekuensinya, hah?” (Chrisma, 2012:34)
Ini
merupakan sebuah percakapan pihak senior di sebuah tahanan di Israel. Tindak
diskriminasi warga Israel kepada Yahded, orang Palestine. Tindakan sipir yang
kejam itu membuat hal ini menjadi hal yang sangat buruk.
“sipir
itu sengaja menginjak punggung tangan kanna Yahded dengan sepatu botnya. Tentu
saja, lelaki itu menjerit kesakitan.” (Chrisma, 2012: 35)
Tindakan
kekerasan yang amat menyakitkan itu membuat Yahded merasa kesakitan yang amat
mendalam. Namun, sang penyiksa hanya merasa tak bersalah dan tak berdosa
sekalipun. Hal ini menjadi hal yang cukup kejam terhadap penjajahan orang lemah
sepertinya.
“tawanya
tergelak-gelak penuh kebencian yang telah mencapai ubun-ubun. Kebencian pada
Hamas membuat sipir itu menaruh dendam kesumat seumur hidup, bahkan sampai pada
keturunan-keturunan Yahudinya nanti.” (Chrisma, 2012:36)
Kebencian
terhadap orang Palestina memang sudah mendarah daging dari zaman sebelumnya.
Dimana mereka menyalahkan Palestina sebagai orang yang mengganggu kesejahteraan
Israel.
“diseretnya
tubuh kurus nan lunglai itu ke ujung tembok dan dilemparkan begitu saja.
Kemudian didatanginya lagi, digigit lengannya sampai kulitnya terluka dan darah
merah menggucur deras, ekluar membasahi lantai yang dingin dan bau.” (Chrisma,
2012:44)
Terlihat
dari tindakan kekerasan yang dimana tubuh Yahded, ayahnya Palestina yang
digigit oleh Anjing Sipir tesebut. Hal tersebut membuat ngilu bagi pembaca akan
kekejaman Israel terhadap orang yang tak bersalah tersebut.
“kemudian,
ia melihat seekor anjing yang tengah melahap tubuh ayahnya dengan sadis. Tubuh
itu beberapa bagian telah menjadi tengkorak basah. Mengerikan. Semua tak lagi
berbentuk manusia.” (Chrisma, 2012:50)
Bangsa
Israel memang tidak pernah habisnya untuk menghabisi orang-orang Palesine.
Segala dikerahkan untuk mempertahankan negara Israel. Termasuk dengan
menggunakan anjing sebagai hewan yang bernajis untuk menjadikan ajang
pembunuhan sadis.
“salah
seorang aktifis gerakan kemanusiaan yang berasal dari Prancis, Papillion
Bonascha, tewas tertembak oleh tentara Israel tepat ketika tengah turun dari
atas kapal di Pelabuhan Ashdod.” (Chrisma, 2012:82)
Papillion
yang berniat untuk membantu Palestina tewas oleh sekelompok tentara Israel yang
berusaha menghalangi niat dirinya. Hal ini tindakan kekejaman yang dilakukan
oleh mereka karena mereka tidak ingin ada yang membantu Palestina.
“bahkan,
bantuan kemanusiaan untuk Gaza pun ditahan oleh pihak Israel.” (Chrisma, 2012
92).
Dalam
hal ini, pendiskriminasian ini pun dilihat dari ketidakadilan dalam
pendistribusian makanan. Makanan yang harusnya menjadi milik Palestina, namun
ditahan dan mungkin disimpan di Israel.
“Abigail,
Israel tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh Hamas, apalagi gadis kecil yang
bermodalkan batu!”
Kesombongan
yang dimiliki oleh Hebrew, salah satu tentara Israel. Ia merupakan orang yang
sangta kejam dan sangat membenci Palestina.
“kalau
saja dia bukan muslim, aku tak akan menyakitinya, abigail.” (Charisma, 2012:95)
Perbedaan
agama Israel dan Palestina menjadi salah satu hal pokok yang menyebabkan mereka
berbeda pendapat. Perbedaan pendapat dan misi membuat menjadi sebuah konflik.
Dan hal ini juga yang membuat adanya pendiskriminasian massal yang dilakukan
oleh Israel.
“orang
tuaku saja mati dibantai oleh militer Israel yang biadab.” (Chrisma, 2012:110)
Israel
memang membunuh setiap orang tanpa memandang bulu, seperti orang yang sudah tua
ataupun anak kecil sekalipun dengan kejamnya mereka membunuh semua orang yang
tak bersalah itu.
“para
relawan wanita menangis ketakutan saat digiring tentara-tentara Israel secara
paksa. Tak memandang apakah ia wanita atau laki-laki, semua diperlakukan sama. Biadab!”
(Chrisma, 2012:140)
Seperti
yang sudah dibahas sebelumnya, Israel menyandera siapa saja. Termasuk perempuan
yang tidak berdaya itu. Mereka berusaha untuk melakukan apapun menghalangi.
“
kami tidak bersalah! Kaulah yang menyerang lebih dulu. Jahat sekali kalian!
Kami ini relawan yang memberikan bantuan kemanusiaan untuk korban gaza. Apakah
ini kebiadaban kalian? Rencana busuk?! Puihhhh!” (Chrisma, 2012:140)
Kebiadaban
Israel membuat orang lain pun marah. Bahkan yang bukan umat Islam sekalipun,
benci terhadap mereka. Sumpah serapah yang mereka luapkan kepadanya. Namun
mereka tuli terhadap itu dan terus melanjutkan hidup dengan menghancurkan
Palestina.
“
Hei, ada gadis penyelundup! Hati-hati ! mungkin dia membawa bom!” (Chrisma,
2012:145)
Seruan
yang diucapkan oleh salah satu tentara Israel yang ditujukan kepada Palestine.
Hal ini dugaan pransangka buruk terhadap anak kecil sepertinya yang menganggap
bahwa dia sebagai salah satu pembawa masalah.
“tidak
salah aku menemukan gadis itu untuk membantu kita mengenyahkan militer Israel
di perbatasan Nahal Oz annti. Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam pada
mereka.” (Chrisma, 2012:199)
Menggunakan
seorang palestina dalam perlawanan Israel menjadi hal yang sangat buruk.
Rencana yang ditaktik oleh Khalifah Al Barra membuat keputusan seperti itu.
Sepertinya ada hal konfrontasi lain yang akan membuat ia melancarkan serangan
Israel.
“ada
sebuah tanda cap jari berwarna merah darah sebagai bukti ancaman itu
benar-benar nyata dan tidak dibuat-buat oleh seorang gadis kecil menurut
Hebrew.” (Chrisma, 2012:203)
Surat
ancaman sebagai salah satu hal yang sangat buruk bagi sang tentara, Hebrew.
Ancaman kecil yang terlihat dari selembar surat itu membuat dia geram bahkan
marah akibat yang terjadi pada saat itu. Ia memaki anak itu dengan kata-kata
yang tidak sepantasnya lagi.
“Palestine,
jika nanti aku bertemu denganmu, aku tak segan-segan lagi utnuk menembakmu
berkali-kali sampai mati.” (Chrisma,
2012:203)
Ketika
suatu saat ia bertemu, ancaman terhadap Palestine terhadap kekejaman Hebrew.
Suatu saat nanti, ia akan menjadi hal yang sangat buruk bagi dirinya.
“
dalam area pembuangan, terdapat beberapa mayat yang terbunuh dan tidak dikenali
serta tidak ditemukan anggota keluarganya. Mayat-mayat itu terkubur di dalam
tanah pengasingan itu.” (Chrisma, 2012:209)
Kekejian
selanjutnya dilihat dari tempat pembuangan mayat. Dimana mereka dnegan kejinya
malah membuang mayat dari tahanna yang berasal dari Palestina ke tempat yang
seharusnya. Bahkan tidak menginfokan keluarganya terlebih dahulu. Diskriminasi
terhadap Palestina di dalam kalimat ini semakin tertera jelas.
“
Israel telah memblokade Gaza sejak bulan Juni 2007 ketika Hamas memegang
kendali di wilayah tersebut. Setelah kepemimpinan Hamas, Israel menutup seluruh
jalur kehidupan dan makanan menuju Gaza untuk membuat ribuan terowongan bawah
tanah yang digunakan untuk mengirimkan makanan, obat, dan hewan ternak yang
semakin menipis.” (Chrisma, 2012:223)
Pemblokadean
dari sejak tahun itu yang tidak berhenti membuat kesulitan warga Palestina
dalam memenuhi kehidupannya. Bahan pangan dan sandang ditahan membuat
penderitaan menambah.
PENUTUP
Kesimpulan
Novel
Purnama untuk Palestina merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang
seorang anak yang berusaha memeperjuangkan tanah tempat lahirnya, Palestina.
Palestine, perempuan yang sudah emnginjak remaja itu berusaha berkoar-koar di
hadapan tentara untuk segera memusnahkan Israel. Bahkan Hebrew sampai
emmbencinya.
Kemudian
ada seorang Khalifah Al Barra yang menawarkan diri untuk menjadi relawan aksi
bom bunug diri. Namun, Yanaan yang mencintainya berusaha untuk mempertahankan
Palestine.
Latar
kehidupan sosial Palestina menjadi salah satu inti dari novel ini. Diskriminasi
yang dilakukan oleh Israel yang tak berhenti membuat semua orang membencinya.
Bahkan mereka semua (orang yang punya hati) berusaha mempertahankan kehidupan
Palestina agar seperti semula.
DAFTAR
PUSTAKA
Wicaksono,
Andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan
Beberapa Model
Pembelajarannya.
Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.
Sutardi,
Tedi. 2003. Antropologi: Mengungkap
Keberagaman Budaya. Bandung:
Setia
Utama Inves.
W,
Vanny Chrisma. 2012. Purnama untuk
Palestine: Gadis Gaza Menatap Cita
dan Kematian.
Jogjakarta: DIVA Press.
Herimanto
dan Winarno. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Horton.
1984. Sosiologi Edisi Keenam.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wicaksono,
Andri. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi.
Yogyakarta: Garudawacha.
Liliweri,
Alo. 2005. Prasangka dan Konflik:
Komunikasi Lintas Budaya
Masyarakat Kultur.
Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
Lapidus,
Ira M. 2000. Sejarah Sosial Umat Islam.
Jakarta: Grafindo Pustaka.
Aminudin.
2012. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.
Jakarta: Grafindo Pustaka.
Faruk.
2014. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar