ROBOHNYA SURAU KAMI (analisis singkat)
Robohnya
surau kami karya A.A. Navis ini menceritakan tentang seseorang yang begitu taat
kepada agama. Si tokoh aku ini menceritakan bahwa si kakek ini taat pada
agama,suka menjaga surau dengan baik dan lebih sering dia mngasah pisau atau
golok.
Tapi pada suatu hari
ada seseorang yang bernama Ajo sidi. Dia dikenal sebagai seseorang yang sering
bercerita tapi tanpa ada usul-usulnya. Tapi , walaupun cerita itu belum tentu
benar, tapi banyak saja warga yang percaya padanya dan termasuk si kakek ini.
Si kakek menceritakan
bahwa dia bercerita tentang seorang yng bernama Haji Soleh. Dia seseorang yang
didunia taat kepada agama. Tapi dia terkesan tidak peduli dengan duniawinya.
Dia terus saja melakukan ibadah dan melakukan ibadah haji . suatu hari, saat
diakhirat , dia dengan sombongnya dengan senyum sinis kepada penghuni neraka
bahwa dia tak akan masuk situ dan sebaliknya dia melambaikan tangan kepada
pnghuni surga. Tibalah dia dipanggil Tuhan dan Tuhan bertanya apa saja yang ia
lakukan di dunia. Ia bilang bahwa dia terus menerus menyembah Tuhan dan begitu
seterusnya. Sampai akhirnya Tuhan malah memasukkan dia ke neraka. Dan dia
menemui penghuni neraka yang senasib ke neraka. Mereka terus bercerita dan
membuat keputusan dia akan memprotes kepada Tuhan. Dan sampai di tempat Tuhan,
mereka terus mengeluh kenapa mereka masuk neraka. Dan Tuhan pun menjawab bahwa
walaupun mereka sudah menyembah dan melakukan ibadah haji berkali-kali, apakah
mereka tidak memikirkan yang lain menderita, sedangkan mereka hanya memikirkan
diri sendiri.
Dan dengan cerita itu,
si kakek itu mengatakan bahwa dia itu hampir mirip dengan tokoh yang tadi
dibicarakan. Yang selalu menyembah Tuhan tanpa memikirkan keluarganya yang
entah berada dimana. Lalu si kakek itu termenung dan terus memikirkan itu.
Keesokan harinya, si tokoh aku itupun terkejut bahwa si kakek itu meninggal
setelah ia bercerita kemarin. Ternyata, dia bunuh diri dengan pisau cukur itu
ke lehernya. Tapi yang lebih anehnya, setelah si Ajo Sidi menceritakan kisah
itu ke kakek sampai Ia bunuh diri, si ajo itu justru bekerja.
Sekarang surau tersebut
tidak ada yang jaga, jadi banyak yang warga yang memanfaatkan surau tersebut
seenaknya, ada yang mandi,mencuci, bahkan memotong kayu secara sembarangan.
Sungguh surau tersebut tidak terjaga dan warga tersebut tidak menjaga surau
tersebut dengan baik.
Unsur-unsur intrinsik:
1.
Tema : orang taat yang terlalu percaya terhadap
cerita orang lain
2.
alur : alurnya
ini maju-mundur, karena cerpen ini menceritakan seorang kakek yang sudah
meninggal,tapi tokoh si aku nya ini menceritakan beliau dimasa lalu.
3.
Latar :
a.
Latar tempat :
1)
Akhirat, merupakan suatu tempat dimana manusia
berkumpul untuk masuk ke surge atau neraka. Disini diceritakan pak Haji Soleh,
tokoh yang di bicarakan oleh Ajo Sidi.
2)
Neraka , adalah tempat dimana manusia yang telah
banyak berbuat dosa. Disini diceritakan Pak Haji Soleh bersama haji-haji
lainnya masuk ke tempat ini.
3)
Surau, surau merupakan salah satu tempat ibadah bagi
umat Islam yang disebut juga masjid. Di tempat ini diceritakan bahwa si Kakek
ini menjaga surau ini atau dia disebut juga Garin.
b.
Latar suasana :
1)
Sedih, karena disini diceritakan bahwa si kakek
sedih karena dia merasa membuat suatu yang salah akibat cerita Ajo Sidi.
2)
Marah, karena si aku ini marah kepadanya bahwa Si
Ajo Sidi telah bercerita kepada si kakek yang membuatnya sedih dan Haji Soleh
bersama haji-haji yang lainnya marah karena mereka dimasukkan ke dalam neraka.
3)
Kecewa, Karena Haji Soleh tersebut masuk ke neraka
dan surau itu tidak terjaga Karena si kakek telah meninggal.
c.
Latar waktu
4.
Tokoh dan penokohan :
a.
Kakek, mempunyai sifat yang baik hati, taat beribadah,
tidak suka bermewah-mewahan, tetapi terlalu percaya terhadap orang lain.
b.
Aku, memiliki sifat pemarah, suka ingin tahu masalah
orang lain.
c.
Ajo Sidi, memiliki sifat pembohong
d.
Haji Soleh, mempunyai sifat yang sombong, suka
bermewah-mewahan, tidak memikirkan keadaan sekitar sehingga dia melakukan haji
terus menerus.
5.
Pesan : jangan terlalu percaya terhadap perkataan
orang lain yang kurang di percaya. Karena dengan perkataan orang lain bisa
menyebabkan seseorang jadi frustasi bahkan bunuh diri. Ada istilah yang
mengatakan mulutmu harimaumu,yang dimaksud hal tersebut ialah mulut itu tajam
lebih tajam dari pisau.
6.
Sudut pandang : orang ketiga sebagai tokoh utama
Unsur ekstrinsik :
Nilai keagamaan : taat
ibadah kepada Tuhan
Nilai kemanusiaan :
selalu membantu orang lain tanpa mengaharapkan imbalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar