Majas Ironi dan Sinekdoki dalam cerita pendek A Civil Peace
Karya Chinua Achebe
A.
Pembahasan Materi
Gaya bahasa atau majas adalah suatu kata-kata yang memiliki
makna-makna atau berusaha untuk menjelaskan apa maksud dari kata tersebut.
Suatu gaya bahasa akan mempengaruhi pembaca utnuk mengetahui makna atau ingin
membandingkan suatu kalimat yang bisa jadi memiliki arti lain. hal ini juga
didukung oleh pendapat Dale (Henry Guntur, 2009:4) gaya bahasa adalah bahasa
indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan mmeperkenalkan serta
membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang
lebih umum.
Gaya bahasa memiliki beberapa macam, seperti :
a.
Gaya bahasa perumpamaan
Gaya bahasa perumpamaan berarti membandingkan suatu hal dengan hal
lain dengan bermaksud untuk memahami makna dari kata tersebut. Dalam hal ini,
menurut (2009:7), ada 10 gaya bahasa ini , yaitu :
1)
Perumpamaan (simile)
Perumpamaan
adalah perbandingan dua hal yang hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita
anggap sama (2009:8). Maka dari itu, perumpamaan itu sama halnya dengan
persamaan.
2)
Metafora (bak, ibarat)
3)
Personifikasi (benda-benda mati menjadi hidup)
Kiasan
ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat,
berfikir, dan sebagainya seperti manusia (Rachmat Djoko Pramono, 2012:75).
Jadi, dalam gaya bahasa ini, kita merasa tulisan itu menggambarkan bahwa
benda-benda mati yang sebenarnya tak Nampak hidup, tetapi jika kita membuat
kita membayangkan hal tak hidup menjadi hidup.
4)
Depersonifikasi
Gaya
bahasa yang melekatkan sifat benda pada manusia atau insan.
5)
Alegori
Cerita
yang dikisahkan dengan lambang-lambang ; merupakan metafora yang meluas.
6)
Antithesis
Gaya
bahasa yang mengadakan perbandingan antara dua
antonym.
7)
Tautology dan Pleonasme
Pemakaian
kata yang berlebihan dan bila kata yang berlebihan itu dilangkan artinya tetap
utuh.
8)
Perfrasis
Hampir
sama dengan pleonasme, dan kata yang berlebihan itu dapat diganti dengan satu
kata saja.
9)
Proplesis atau antisipasi
Gaya
yang berwujud mempergunakan lebih dahulu satu atau beberapa katasebelum gagasan
atau peristiwa sebenarnya terjadi.
b.
Gaya bahasa pertentangan
Gaya bahasa pertentangan ini menentang suatu kalimat yang
sesungguhnya atau dalam arti mengadung makna yang lebih. Gaya bahasa ini
mempunyai 20 tipe gaya bahasa, (menurut Henry G, 2009:53) seperti :
1)
Hiperbola
Hiperbola
merupakan gaya bhasa yang berarti ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang
sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya,
ukurannya, atau sifatnya.
2)
Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, misalnya untuk
merendahkan diri.
3)
Ironi adalah gaya bahsa yang menyatakan makna yang bertentangan
maksud mengolok-olok.
4)
Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan
menggunkan kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama.
5)
Paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata
yang berbunyi sama tetapi bermakna lain.
6)
Paralipsis adalah gaya bahasa yang merupakan suatu formula yang
dipergunakan sebgaia sarana untuk menerangkan bahwa seseoranag tidak mengatakan
apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.
7)
Zeugma adalah gaya bahasa yang menggunakna gabungan gramatikal dua
buah kata yang mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan.
8)
Silepsis adalah gaya bahasa yang mengandung konstruksi gramatikal
yang benar, tetapi secara semantic tidak benar.
9)
Satire adalah ungkapan yang mentertawakan atau menolak sesuatu.
10)
Innuendo adalah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan
kenyataan yang sebenarnya.
11)
Antifrasis , penggunaan sebuah kata debga makna kebalikannya.
12)
Paradox, mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang
ada.
13)
Apostrof(perhilangan)
14)
Anastrof, gaya retoris yang diperoleh dari pembalikan susunan kata.
15)
Apofasis, sesuatu yang terlihat menegaskan sesuatu tetapi
menyangkalnya.
16)
Hipalase, kebalikan dari suatu hubungan alamiah antara dua komponen
gagasan.
17)
Sinisme , sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan
terhadpa keikhlasan dan ketulusan hati.
18)
Sarkasme, gaya bahasa yang mengolok-olok atau sindiran pedas dan
menyakiti hati.
19)
Klimaks, gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang
meningkat.
20)
Hysteron proteron, kebalikan dari sesuatu yang logis atau yang
wajar.
c.
Gaya bahasa pertautan
Gaya bahasa pertautanmemiliki beberapa tipe, diantaranya :
1)
Metominia , gaya bahsa yang memakai nama ciri yang ditautkan dengan
nama orang atau barang sebagai penggantinya.
2)
Sinekdok, gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai
pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
3)
Alusi ,menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh
berdasarkan praanggapan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh pengarang atau
pembaca.
4)
Eufinisme, ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan
yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.
5)
Eponim, mengandung nama seseorang yang sering dihubungkan dengan
sifat itu.
6)
Epitet, mengandung acuan yang mengatakan suatu sifat atau ciri khas
dari seseorang atau suatu hal.
7)
Antonomasia, menggunkana gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti
nama diri.
8)
Erotesis , pertanyaan yang dipergunakan dalam tulisan yang bertujua
untuk mencapai efek yang lebih dalam.
9)
Parallelism , berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian
kata-kata.
10)
Ellipsis ,dilaksanakan dalam kalimat tersebut penanggalan atau
penghilangan salah satu unsur penting.
11)
Gradasi , mengandung suatu rangkaian atau urutan paling sedikit
tiga kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai suatu
atau beberapa ciri-ciri semantic secara umum.
12)
Asidenton , berupa acuan padat dan mampat dimana beberapa kata,
frase, dan klasa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.
13)
Polisidenton , kebalikan dari asidenton, dimana hal tersebut
dihubungkan dengan kata sambung.
B.
Analisis unsur majas ironi dan sinekdoke dalam cerita pendek A
Civil Peace karya Chinua Achebe
Sebelum menganalisis
kalimat dalam cerpen tersebut, adakalanya akan dibahas mengenai cerita pendek
tersebut.
A civil peace ini merupakan suatu karya yang dibuat oleh Chinua Achebe, salah
seorang penulis asal Nigeria yang
menulis karya nya itu menggunakan bahasa Inggris. Cerita ini dibuat
untuk membahas setelah perang Nigeria selama 4 tahun lamanya. Cerita ini di
awali oleh Jonathan Igwebu yang selamat dari perang tersebut. Ia berusaha untuk
kembali ke kehidupan normalnya dengan menjadi ojek sepeda lintas daerah.
Setelah itu, ia pulang ke rumahnya, dimana saat itu istrinya Maria Igwebu dan
keempat anaknya dahulu. Ia senang setelah ia
tiba, rumahnya yang sangat sederhana itu tidak mengalami kerusakan yang
parah. Ia bersama istri dan ketiga anaknya (anak terakhirnya meninggal sata
perang) berusaha untuk memperbaiki rumahnya dengan berjualan buah dengan istri
tentara disana. Suatu hari, ada sekumpulan para perampok yang hendak mencuri
harta benda mereka. Tetapi Jonathan bilang ia tak memiliki apa-apa, kecuali 20
pounds yang berada di egg-rasher nya yang ia temukan di suatu pertambangn tadi
siang. Dan akhirnya ia memberikan uang tersebut kepada perampok dan pagi
harinya mereka melakukan kegiatan seperti biasanya tanpa memikirkan masalah
semalam.
Cerita ini
memiliki majas ironi,yaitu merupakan sindiran atas cerita ini Ironi dapat
dikatakan sebagai praktik kepura-puraan karena menyembunyikan makna sebenarnya. Seperti dalam judulnya, A
Civil Peace.
The
title is ironic as well. It suggests event after the civil war. Different kinds
of crimes, conflicts, tensions, fights, robbery ext exist in the society.
Though the war is over, the normal order and complete peace is not established
in the society
Dalam judulnya pun sudah menandakan suatu ironi, Civil Peace,
dalam dua kata ini mengandung arti :
-
Civil
yang berarti suatu pemerintahan
-
Peace
yang berarti kedamaian, yang dalam arti kedamaian setelah adanya suatu kejadian
atau fenomena yang besar.
Dalam arti civil peace ini
menyinggung suatu keadaan atau kondisi masyarakat setelah perang di Nigeria
tersebut. Dijelaskan bahwa sang penulis, Chinua menggambarkan kondisi Nigeria
yang hancur bangunannya, kondisi sosial masyarakat, dan lain-lain.
Selain itu, ada salah satu kutipan
yang menyatakan ironi juga, seperti halnya berikut ini.
"No
Civil War again. This time na Civil Peace. No be so?"
Sindiran ini
menyatakan bahwa masyarakat tidak menginginkan perang lagi, karena mungkin
perang ini sudah menghancurkan seluruh kehidupan masyarakat dan banyak warga
yang tak bisa selamat dari perang ini. Hal ini menjadi salah satu kata-kata
yang membuat sang tokoh (pencuri) berfikir positif bahwa mereka tak akan
mengalami hal tersebut, karena dengan kejadian tersebut mereka bisa jadi
memaksakan kehendak untuk mencuri agar kehiduapn mereka lebih baik atau
menghidupi kehiduapn mereka yang layak. Seperti salah satu arti artikel yang
menyatakan bahwa :
The aftermath
of the Nigerian Civil War is neither peaceful nor civil. The threat of violence
lurks throughout, despite Jonathan's positive outlook: a man is robbed of his
money outside a government building, and thieves roam residential neighborhoods
robbing and potentially assaulting families. The barrier between Jonathan and
the violence of the Civil War is thin, both literally and figuratively - the
thief's knocking threatens to tear down the door, and Jonathan finds his family
completely unprotected by society. In this way the 'Civil Peace' is not
completely different from the Civil War. All of the story's questions about
personal responsibility are framed by the danger implied in this ironic phrase.
Selain ironi,
terdapat kalimat yang mengandung majas sinekdoke , atau menyebutkan suatu
bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri (Rachmat
Djoko Pramono, 2012;78). Dalam cerita ini, terdapat kutipan kalimat yang
mengandung arti sinekdok itu sendiri.
He had come out of the war with five inestimable
blessings--his head, his wife Maria's head and the heads
of three out of their four children. (line 3)
Kata-kata yang digaris bawahi tersebut mengandung makna
lain yang sebenarnya itu merupakan suatu sinekdok. Kata-kata itu menunjukkan
bahwa “head” dan “come out of the war” merupakan petunjuk bagi para pembaca
bahwa hal-hal ini yang membuktikan bahwa itu bukti dari kejadian perang
tersebut. Dan didukung dengan salah satu artikel yang menyatakan bahwa :
Another way Achebe evokes the
horrors of the war is through his language. Saying that the Iwegbu family had
“come out of the war” with their “heads,” Achebe employs a synecdoche which
raises the specter of decapitation and other violence. The body is viewed as a
collection of pieces, again implying a sense of dehumanization. This wording is
repeated several times throughout "Civil Peace" to continually remind
us of the war's violence and chaos.
Dalam hal ini, mereka juga
menunjukkan bahwa kedua hal itu yang merupakan benda penting sebagai suatu
benda keramat dari kejadian tersebut.
C.
Kesimpulan
Gaya bahasa
atau majas adalah suatu kata-kata yang memiliki makna-makna atau berusaha untuk
menjelaskan apa maksud dari kata tersebut. Gaya bahasa memiliki tiga macam,
yaitu gaya bahsa perumpamaan, perbandingan, dan pertautan. Dalam gaya bahsa
perumpamaan ada 9 macam , yang salah satunya metafora atau ibarat. Sedangkan
gaya bahasa perbandingan diketahui ada 20 macam, yang salah satunya yaitu yang
dibahas dalam cerpen ini , ironi adalah sindiran yang bermaksud mengolok-olok.
Dan terakhir ada gaya bahsa pertautan yang memiliki 13 macam, salah satunya
yaitu sinekdok, merupakan gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai
pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
Dalam majas
ironi, di cerita pendek ini dibahas di judulnya Civil Peace yang berarti
kedamaian setelah perang yang begitu dahsyat selama 4 tahun berturut-turut.
Mungkin cerita ini menyindirkan keadaan Nigeria saat setelah perang tersebut.
Lalu sinekdok
dalam cerpen ini head dan come out of the war merupakan suatu hal
yang ditunjuk sebagai hal yang penting dalam perang tersebut.
Daftar Pustaka
Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogjakarta:
Gadjah Mada University
Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
________.
Civil Peace Quotes and Analysis. [online] http://www.gradesaver.com/civil-peace/study-guide/quotes. 15 Desember 2015.
________. Civil
Peace by Chinua Achebe: Critical Commentary. [online] http://www.bachelorandmaster.com/shortfiction/civilpeace
commentary.html#.Vm_7T176jDk. 13 Desember
2015.
________. “Civil
Peace” Summary and Analysis. [online] http://www.gradesaver.com/civil-peace/study-guide/summary-civil-peace .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar